Berbalik dan Melihat ke Belakang (2025)










Berbalik dan Melihat ke Belakang
Pameran Kelompok:
Moelyono dan Ludruk Budhi Wijaya
M. Shodiq dan Rokateater
Prihatmoko Moki dan AMUK 1812
Cemeti.- Institut untuk Seni dan Masyarakat
20 Agustus – 20 September 2025

“Berbalik dan Melihat ke Belakang” sengaja melakukan reorientasi arah. Pameran ini memusatkan perhatian pada latar belakang pertunjukan dan jejak-jejak tontonan publik sebagai lensa politik. Dilandasi teori fūkeiron — teori lanskap yang membaca tempat sebagai kesaksian politik — pameran memperlakukan pemandangan, pawai, dan sisa-sisa pertunjukan sebagai bukti. Lanskap dan benda berfungsi sebagai arsip perampasan dan perlawanan yang berkelanjutan.

Lima lukisan besar Moelyono menghidupkan kembali pertunjukan kelompok Budhi Wijaya dan jejaring sosial perkebunan tebu, sekaligus menampilkan parodi-parodi tajam tentang perjuangan kolektif. Latar karya M. Shodiq memosisikan perspektif Madura terhadap teror “ninja”, menunjukkan bagaimana desas-desus dan keretakan sosial membentuk ulang medan geografis dan relasi sosial. Relik Rokateater — properti, tekstil usang, dan jejak koreografi — mengubah pertunjukan yang sementara menjadi arsip hidup. Mural Prihatmoko Moki dan artefak AMUK 1812 memperlihatkan bagaimana pawai dan mural bisa menjadi instrumen sipil yang aktif membingkai ulang memori kolonial yang diperdebatkan di kampung.

Karya-karya ini menegaskan bahwa pertunjukan tradisional dan kontemporer — seperti ludruk, pawai, dan teater—memperkuat suara kaum tertindas. Dikurasi sebagai respons terhadap era yang dibentuk oleh amnesia yang terstruktur dan spektakel yang terus-menerus, pameran ini mengajak kita memeriksa ruang belakang panggung, menafsirkan benda sebagai argumen, dan memperlakukan memori sebagai metode.

Dito Yuwono & Mira Asriningtyas
Director Cemeti – Institut untuk Seni dan Masyarakat